| 501 | 506 | 511 | 516 |
| 502 | 507 | 512 | 517 |
| 503 | 508 | 513 | 518 |
| 504 | 509 | 514 | 519 |
| 505 | 510 | 515 | 520 |
Wildcard mask adalah pola bit 32-bit yang digunakan dalam konfigurasi jaringan komputer untuk menentukan bagian alamat IP mana yang harus cocok (match) dan mana yang boleh diabaikan (don’t care). PyNet Labs+2GeeksforGeeks+2
Secara sederhana: ketika sebuah router atau perangkat jaringan menggunakan wildcard mask bersama dengan alamat IP atau jaringan, ia menggunakan rule “0 berarti harus cocok, 1 berarti boleh beda” pada tiap bitnya. NetworkLessons.com+1
Contoh: jika kita memiliki alamat jaringan 192.168.1.0 dan wildcard mask 0.0.0.255, artinya bagian pertama tiga oktet (192.168.1) harus cocok persis, sedangkan oktet ke-4 boleh apa saja (0-255). GeeksforGeeks+1
Meskipun keduanya digunakan dalam konteks pengalamatan jaringan, ada perbedaan konsep penting antara subnet mask dan wildcard mask:
| Elemen | Subnet Mask | Wildcard Mask |
|---|---|---|
| Fungsi utama | Menentukan bagian network vs host dalam sebuah alamat IP | Menentukan bagian mana dari alamat IP yang harus dicocokkan (“match”) dan mana yang boleh diabaikan |
| Bit “1” vs “0” | “1” menunjukkan bit network, “0” menunjukkan bit host | “0” menunjukkan bit yang harus match, “1” menunjukkan bit yang boleh berbeda |
| Contoh | Mask /24 → 255.255.255.0 | Wildcard untuk /24 → 0.0.0.255 PyNet Labs+1 |
| Penggunaan tipikal | Subnetting, pembagian jaringan | ACL (Access Control Lists), protokol routing seperti OSPF, filtering alamat IP Study CCNA+1 |
Wildcard mask banyak digunakan dalam pengaturan jaringan, khususnya pada perangkat jaringan dari merek seperti Cisco, untuk keperluan seperti:
Membuat ACL (Access Control List) untuk mengizinkan atau menolak trafik dari rentang alamat IP tertentu. CBT Nuggets+1
Menentukan jaringan atau interface yang ikut dalam protokol routing seperti OSPF, dengan mencantumkan alamat + wildcard mask. NetworkLessons.com+1
Situasi di mana subnet mask tradisional tidak cukup fleksibel untuk menangani rentang alamat yang tidak “bersih” sebagai satu blok tunggal, misalnya dua host di subnet berbeda tapi ingin dikelompokkan bersama. Cisco Community
Cara kerjanya bisa dijabarkan sebagai berikut:
Anda menentukan alamat IP atau jaringan (misalnya: 10.0.1.0)
Anda menentukan wildcard mask (misalnya: 0.0.0.255)
Perangkat jaringan akan melakukan pengecekan bit per bit:
Jika bit di wildcard = 0 → maka bit pada alamat IP target harus sama dengan alamat yang dicantumkan
Jika bit di wildcard = 1 → maka perangkat tidak peduli apakah bit pada alamat target sama ataupun berbeda.
Contoh: Alamat 10.0.1.0 dengan wildcard 0.0.0.255 → berarti bagian 10.0.1 must match, bagian terakhir variatif (0-255) → maka rentang 10.0.1.0 sampai 10.0.1.255 cocok. Study CCNA+1
Dengan demikian, Anda bisa mencakup sebuah subnet, rentang alamat, atau bahkan kombinasi subnet yang agak tak beraturan, menggunakan satu baris konfigurasi.
Berikut contoh konversi antara notasi slash (/XX), subnet mask, dan wildcard mask yang lazim:
| Slash | Subnet Mask | Wildcard Mask |
|---|---|---|
| /32 | 255.255.255.255 | 0.0.0.0 |
| /31 | 255.255.255.254 | 0.0.0.1 |
| /30 | 255.255.255.252 | 0.0.0.3 |
| /29 | 255.255.255.248 | 0.0.0.7 |
| /28 | 255.255.255.240 | 0.0.0.15 |
| /27 | 255.255.255.224 | 0.0.0.31 |
| /26 | 255.255.255.192 | 0.0.0.63 |
| /25 | 255.255.255.128 | 0.0.0.127 |
| /24 | 255.255.255.0 | 0.0.0.255 |
| … | … | … |
| Tabel ini memudahkan saat Anda hendak membuat konfigurasi ACL atau routing yang menggunakan wildcard mask. |
Misalnya Anda ingin menolak seluruh trafik dari jaringan 192.168.5.0/24:
deny ip 192.168.5.0 0.0.0.255 any
192.168.5.0 → alamat jaringan
0.0.0.255 → wildcard mask → berarti bagian 192.168.5 harus cocok, bagian terakhir bebas.
Dengan demikian semua host di 192.168.5.0-192.168.5.255 akan tertangani. CBT Nuggets+1
Misalnya konfigurasi OSPF untuk memasukkan interface yang memiliki alamat jaringan 10.0.0.0 dan 10.0.1.0 ke area 0:
router ospf 1
network 10.0.0.0 0.0.1.255 area 0
Di sini wildcard mask 0.0.1.255 berarti bagian pertama 22 bit harus cocok (10.0.0.x & 10.0.1.x) termasuk rentang 10.0.0.0 hingga 10.0.1.255. Study CCNA+1
Pastikan memahami bit-masking: 0 = harus cocok; 1 = boleh beda. Banyak kesalahan konfigurasi berasal dari kebingungan ini. NetworkLessons.com
Gunakan wildcard mask secara tepat dan hati-hati terutama dalam ACL. Karena satu wildcard yang salah bisa mengizinkan lebih banyak host dari yang diinginkan atau malah memblok seluruh jaringan.
Sertakan dokumentasi dan komentar pada konfigurasi Anda agar mudah dikelola.
Untuk routing protocol, jika memungkinkan gunakan wildcard mask untuk mendefinisikan jaringan sehingga memperkecil konfigurasi berulang.
Perhatikan bahwa dalam beberapa platform atau perangkat non-Cisco, wildcard mask mungkin tidak digunakan atau formatnya berbeda — jadi selaraskan dengan perangkat dan sistem operasi jaringan Anda.
Memberi fleksibilitas tinggi dalam mencocokkan rentang alamat yang mungkin tidak “blok” secara standar.
Mempermudah konfigurasi ACL dan routing dalam skala besar jaringan.
Dapat membantu mengelompokkan banyak subnet dalam satu konfigurasi wildcard tunggal bila diperlukan.
Konsepnya sedikit lebih sulit dibandingkan subnet mask biasa — terutama untuk pemula jaringan.
Jika salah konfigurasi, bisa menimbulkan risiko keamanan atau akses tidak sengaja diberikan.
Tidak semua sistem atau perangkat menggunakan wildcard mask — kadangkala Anda akan menggunakan subnet mask biasa atau metode berbeda.
Wildcard mask adalah alat penting dalam pengaturan jaringan komputer — khususnya ketika Anda bekerja dengan perangkat router/switch yang mendukung konfigurasi ACL atau protokol routing yang memerlukan seleksi jaringan spesifik.
Dengan memahami bahwa wildcard mask adalah inverse dari subnet mask (bit 0 = wajib cocok; bit 1 = boleh berbeda), Anda bisa membuat konfigurasi fleksibel dan efisien dalam mengelola rentang alamat IP, routing, dan kontrol akses.
Meskipun butuh sedikit pemahaman lebih dibandingkan subnet mask biasa, kemampuan yang diperoleh sangat berguna dalam dunia jaringan profesional.
Dan juga saya mempunyai sedikit pengertian lain tentang materi ini:
Wildcard Mask adalah kebalikan dari subnet mask yang digunakan dalam pengaturan jaringan, khususnya pada perangkat Cisco Router dan Access Control List (ACL).
Wildcard mask berfungsi untuk menentukan bagian dari alamat IP mana yang harus dicocokkan (match) dan mana yang diabaikan (don’t care) saat sistem memproses alamat IP.
Jika subnet mask menandai bagian network (1) dan host (0),
maka wildcard mask menandai bagian yang harus diabaikan (1) dan yang harus dicocokkan (0).
Fungsi utama wildcard mask adalah untuk:
Menentukan range alamat IP yang diizinkan atau diblokir pada ACL (Access Control List).
Membatasi akses jaringan berdasarkan alamat IP tertentu.
Mengoptimalkan konfigurasi routing dengan cara yang lebih fleksibel.
Wildcard mask juga membantu mengurangi jumlah baris konfigurasi, karena satu perintah bisa mencakup banyak alamat IP sekaligus.
| Aspek | Subnet Mask | Wildcard Mask |
|---|---|---|
| Tujuan | Menentukan bagian network & host pada IP | Menentukan bagian yang dicocokkan atau diabaikan dalam ACL |
| Pola Biner | Bit ‘1’ untuk network, ‘0’ untuk host | Bit ‘0’ untuk cocok, ‘1’ untuk abaikan |
| Contoh | 255.255.255.0 (/24) | 0.0.0.255 |
| Penggunaan | Routing & subnetting | Access Control List (ACL), OSPF, EIGRP |
| Representasi | “Network mask” | “Inverse mask” (kebalikan subnet mask) |
Rumusnya sederhana:
Wildcard Mask = 255.255.255.255 – Subnet Mask
Contoh:
Jika Subnet Mask = 255.255.255.0
Maka Wildcard Mask = 255.255.255.255 – 255.255.255.0
= 0.0.0.255
Contoh lain:
Subnet Mask = 255.255.255.240 (/28)
Maka Wildcard Mask = 255.255.255.255 – 255.255.255.240
= 0.0.0.15
a. Access Control List (ACL)
Wildcard mask paling sering digunakan dalam perintah ACL di router Cisco.
Contoh konfigurasi:
Router(config)# access-list 10 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
Artinya: izinkan semua alamat dari 192.168.1.0 sampai 192.168.1.255.
b. OSPF (Open Shortest Path First)
Dalam routing OSPF, wildcard mask digunakan untuk menentukan interface mana yang ikut OSPF.
Contoh:
Router(config-router)# network 10.1.1.0 0.0.0.255 area 0
Artinya: aktifkan OSPF untuk semua interface dengan alamat IP dari 10.1.1.0 hingga 10.1.1.255.
Misalkan kamu ingin membatasi akses hanya untuk subnet 192.168.10.0/26,
dengan rentang IP dari 192.168.10.0 hingga 192.168.10.63.
Subnet Mask = 255.255.255.192
Wildcard Mask = 0.0.0.63
Perintah ACL:
Router(config)# access-list 20 permit 192.168.10.0 0.0.0.63
Artinya router hanya akan mengizinkan alamat IP dalam rentang tersebut.
Wildcard Mask adalah bentuk kebalikan dari subnet mask yang digunakan untuk menentukan bagian IP mana yang harus dicocokkan atau diabaikan, terutama dalam konfigurasi ACL dan protokol routing (OSPF/EIGRP).
Dengan memahami cara kerja wildcard mask, administrator jaringan dapat mengontrol akses, routing, dan kebijakan keamanan dengan lebih efisien serta fleksibel.
Metode VLSM — Variable Length Subnet Masking — adalah teknik dalam pengalamatan IP yang memungkinkan satu blok alamat jaringan dibagi menjadi berbagai subnet dengan ukuran (mask) yang berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing subnet. GeeksforGeeks+2TechTarget+2
Secara sederhana: jika menggunakan teknik klasik (Fixed Length Subnet Mask / FLSM) maka semua subnet dalam satu network memakai mask yang sama panjangnya; sedangkan dengan VLSM, tiap subnet bisa memakai panjang mask yang berbeda, sehingga alokasi alamat IP menjadi lebih efisien. Belajar Ngonfig+1
Efisiensi penggunaan alamat IP
Tanpa VLSM, jika kita punya satu blok IP yang besar dan kebutuhan host di tiap subnet sangat berbeda, akan banyak alamat terbuang. Dengan VLSM, kita bisa membuat subnet besar untuk bagian dengan kebutuhan host banyak, dan subnet kecil untuk bagian yang hanya butuh sedikit host. GeeksforGeeks+1
Penghematan ruang alamat IPv4
Karena alamat IPv4 terbatas, metode yang memungkinkan penggunaan yang lebih cermat sangat penting. VLSM membantu mengurangi pemborosan. TechTarget+1
Mendukung perancangan jaringan hierarkis dan route summarization
Dengan alokasi yang tepat dan menggunakan VLSM, kita juga bisa merancang jaringan yang lebih mudah dirangkum (aggregated) dalam routing, sehingga routing table bisa lebih kecil. Medium+1
Dukungan protokol routing modern
Protokol routing yang kelas-baru seperti OSPF, EIGRP, RIP v2, IS‑IS, dan BGP mendukung VLSM. Namun protokol lama kelas-ful seperti RIP v1 atau IGRP tidak mendukung VLSM. Comparitech
| Aspek | FLSM (Fixed Length Subnet Mask) | VLSM |
|---|---|---|
| Panjang subnet mask | Semua subnet menggunakan panjang mask yang sama | Panjang mask bisa berbeda tiap subnet |
| Ukuran masing-masing subnet | Sama untuk semua | Berbeda sesuai kebutuhan host tiap subnet |
| Pemborosan alamat IP | Lebih besar — karena banyak blok yang kelebihan | Lebih kecil — karena disesuaikan dengan kebutuhan |
| Cocok untuk | Jaringan sederhana / kebutuhan sama | Jaringan kompleks dengan kebutuhan host berbeda |
| Dukungan protokol | Bisa juga dengan protokol lama | Hanya dengan protokol classless yang mendukung pembagian mask variabel TechTarget+1 |
Berikut prosedur umum untuk melakukan pengaturan IP dengan VLSM:
Identifikasi kebutuhan host tiap subnet
Mulai dengan subnet yang memerlukan jumlah host terbanyak hingga yang paling sedikit. Study CCNA+1
Pilih blok IP (network ID) dan mask yang sesuai
Dari blok IP yang tersedia, pilih subnet mask yang paling kecil namun cukup untuk jumlah host + dua (network & broadcast). EITCA+1
Alokasi subnet secara berurutan dari yang terbesar ke terkecil
Tentukan jaringan terbesar dahulu sehingga blok-blok berikutnya bisa diambil dari sisa ruang yang tersedia tanpa konflik. Medium+1
Tentukan network address (ID jaringan), first host, last host, dan broadcast address untuk tiap subnet
Dengan menggunakan increment (blok size) berdasarkan mask yang dipilih. Study CCNA+1
Konfigurasi router atau perangkat jaringan (jika diperlukan)
Pastikan protokol routing yang digunakan mendukung VLSM dan pengaturan routing serta summarization diterapkan bila diperlukan. TechTarget+1
Misalkan kita memiliki blok IP 192.168.10.0/24 dan beberapa subnet dengan kebutuhan host berbeda:
Subnet A: 50 host
Subnet B: 30 host
Subnet C: 10 host
Subnet D: 2 host
Langkahnya:
Urut dari yang paling banyak: 50 → 30 → 10 → 2. Study CCNA+1
Pilih mask yang paling kecil namun cukup:
Untuk 50 host → /26 (62 usable)
Untuk 30 host → /27 (30 usable)
Untuk 10 host → /28 (14 usable)
Untuk 2 host → /30 (2 usable)
Life is My Campus+1
Alokasi jaringan:
192.168.10.0/26 → subnet A
192.168.10.64/27 → subnet B
192.168.10.96/28 → subnet C
192.168.10.112/30 → subnet D
(Contoh hanya ilustrasi) Study CCNA+1
Dengan demikian, kita meminimalkan pemborosan alamat (tidak semua subnet memakai /24 atau /25 secara sama) dan tiap subnet dialokasikan secara optimal sesuai kebutuhan.
Pastikan protokol routing yang digunakan mendukung VLSM (protocol classless). Jika memakai protocol yang hanya mendukung classful, maka VLSM tidak bisa digunakan. TechTarget+1
Urutkan alokasi dari kebutuhan terbesar ke terkecil agar blok-blok alamat dapat digunakan secara efisien dan urutan blok menjadi logis untuk summarization. Yogiex+1
Simpan “ruang cadangan” jika memungkinkan — misalnya mempertimbangkan pertumbuhan di subnet-subnet tertentu.
Jika memungkinkan, rancang topologi jaringan agar blok-blok alamat bisa disummary/rangkumnya di layer-routing atas (misalnya antar-site) agar routing table menjadi lebih kecil.
Dokumentasikan dengan jelas: network ID, mask, jumlah host, IP usable, broadcast. Hal ini memudahkan manajemen dan troubleshooting.
Hindari overlap antara subnet dan pastikan menggunakan range yang memang tersedia.
Di jaringan besar/enterprise, pertimbangkan hirarki: backbone, distribusi, access — menggunakan VLSM bisa sangat membantu dalam segmentasi dan efisiensi.
Kelebihan:
Alokasi alamat IP lebih tepat sesuai kebutuhan — mengurangi alamat yang terbuang.
Fleksibel dalam mendesain hadirnya subnet besar dan kecil dalam satu network besar.
Mendukung desain jaringan yang lebih kompleks dan efisien.
Memungkinkan summarization yang lebih baik dan routing yang lebih bersih.
Kekurangan / Hal yang harus diperhatikan:
Penerapan membutuhkan perencanaan yang matang — salah alokasi bisa menimbulkan konflik atau pemborosan tetap.
Dokumentasi harus bagus agar tidak terjadi overlap atau ketidakjelasan alokasi.
Jika topologi berubah (jumlah host bertambah drastis), mungkin perlu pengubahan ulang desain subnet.
Harus menggunakan protokol routing yang mendukung classless; jika tidak — maka fitur VLSM tidak akan bisa digunakan.
Metode VLSM adalah teknik yang sangat berguna dan hampir menjadi standar dalam desain jaringan modern — terutama karena kebutuhan untuk mengoptimalkan ruang alamat IPv4 dan merancang jaringan yang efisien dan terstruktur. Dengan menggunakan VLSM, kita bisa mengalokasikan alamat IP sesuai kebutuhan tiap subnet (besar atau kecil) tanpa harus “memberi tiap subnet ukuran yang sama” seperti di teknik FLSM.
Jika kamu sedang merancang jaringan — baik LAN kantor, WAN antar-cabang, atau jaringan kampus — memahami dan menggunakan VLSM akan sangat membantu.
Selain itu Saya juga ada pengetian lain:
VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah teknik pembagian alamat IP dalam jaringan komputer di mana setiap subnet dapat memiliki panjang subnet mask yang berbeda-beda sesuai kebutuhan jumlah host di subnet tersebut.
Berbeda dengan metode klasik FLSM (Fixed Length Subnet Mask) yang memberikan ukuran subnet sama untuk semua bagian jaringan, VLSM memungkinkan fleksibilitas dalam pembagian IP sehingga setiap bagian jaringan mendapatkan jumlah alamat IP yang pas — tidak terlalu banyak dan tidak kekurangan.
Dengan kata lain, VLSM membuat penggunaan alamat IP lebih efisien dan hemat, terutama pada jaringan dengan banyak subnet yang memiliki kebutuhan perangkat (host) berbeda-beda.
Beberapa tujuan utama penggunaan VLSM dalam pengaturan IP Address adalah:
Efisiensi Alamat IP
IPv4 memiliki keterbatasan jumlah alamat. Dengan VLSM, pembagian alamat dilakukan sesuai kebutuhan riil host, sehingga tidak ada alamat IP yang terbuang percuma.
Fleksibilitas Desain Jaringan
Setiap subnet bisa didesain berbeda: subnet besar untuk server atau kantor pusat, dan subnet kecil untuk cabang atau departemen kecil.
Kemudahan Pengelolaan Jaringan Besar
Dengan VLSM, jaringan dapat dirancang secara hierarkis, membuat pengelolaan dan dokumentasi lebih mudah.
Mendukung Route Summarization
Teknik ini memungkinkan peringkasan route (summary route) sehingga tabel routing menjadi lebih kecil dan efisien.
Dukungan Protokol Routing Modern
VLSM hanya didukung oleh protokol routing classless, seperti OSPF, EIGRP, RIP v2, IS-IS, dan BGP.
| Aspek | FLSM (Fixed Length Subnet Mask) | VLSM (Variable Length Subnet Mask) |
|---|---|---|
| Subnet mask | Sama untuk semua subnet | Berbeda tiap subnet |
| Efisiensi IP | Kurang efisien (banyak IP terbuang) | Sangat efisien |
| Kompleksitas | Mudah diterapkan | Lebih kompleks |
| Dukungan routing | Dapat digunakan di protokol lama (classful) | Hanya di protokol classless |
| Cocok untuk | Jaringan kecil & sederhana | Jaringan besar & kompleks |
| Contoh mask | Semua subnet /26 | Bisa /26, /27, /28, dll |
Berikut tahapan dalam melakukan subnetting dengan metode VLSM:
Identifikasi berapa banyak perangkat (host) yang dibutuhkan di setiap subnet.
Subnet dengan kebutuhan host paling besar harus dialokasikan terlebih dahulu.
Gunakan rumus:
2n−2≥jumlah host
di mana n = jumlah bit host.
Lalu tentukan subnet mask berdasarkan jumlah bit host tersebut.
Gunakan hasil perhitungan subnet untuk mengisi tabel pembagian jaringan.
Gunakan sisa IP dari subnet sebelumnya, dan ulangi proses hingga semua kebutuhan subnet terpenuhi.
Diberikan satu blok IP:
192.168.10.0/24
Kebutuhan subnet:
| Nama Subnet | Jumlah Host |
|---|---|
| A | 50 |
| B | 30 |
| C | 10 |
| D | 2 |
A (50), B (30), C (10), D (2)
| Jumlah Host | Kebutuhan bit host | Subnet Mask | Jumlah Host Tersedia |
|---|---|---|---|
| 50 | 6 bit | /26 (255.255.255.192) | 62 |
| 30 | 5 bit | /27 (255.255.255.224) | 30 |
| 10 | 4 bit | /28 (255.255.255.240) | 14 |
| 2 | 2 bit | /30 (255.255.255.252) | 2 |
| Subnet | Network Address | Range Host | Broadcast | Mask |
|---|---|---|---|---|
| A | 192.168.10.0 | 192.168.10.1 – 192.168.10.62 | 192.168.10.63 | /26 |
| B | 192.168.10.64 | 192.168.10.65 – 192.168.10.94 | 192.168.10.95 | /27 |
| C | 192.168.10.96 | 192.168.10.97 – 192.168.10.110 | 192.168.10.111 | /28 |
| D | 192.168.10.112 | 192.168.10.113 – 192.168.10.114 | 192.168.10.115 | /30 |
Sebuah perusahaan memiliki blok IP 10.20.0.0/22 dan ingin membaginya untuk empat departemen:
| Departemen | Kebutuhan Host |
|---|---|
| Server | 200 |
| Administrasi | 100 |
| Marketing | 50 |
| Security | 10 |
Server: butuh 200 host → /24 (256 alamat, 254 usable)
Administrasi: butuh 100 host → /25 (128 alamat, 126 usable)
Marketing: butuh 50 host → /26 (64 alamat, 62 usable)
Security: butuh 10 host → /28 (16 alamat, 14 usable)
Hasil:
| Departemen | Network | Range Host | Broadcast | Mask |
|---|---|---|---|---|
| Server | 10.20.0.0 | 10.20.0.1 – 10.20.0.254 | 10.20.0.255 | /24 |
| Administrasi | 10.20.1.0 | 10.20.1.1 – 10.20.1.126 | 10.20.1.127 | /25 |
| Marketing | 10.20.1.128 | 10.20.1.129 – 10.20.1.190 | 10.20.1.191 | /26 |
| Security | 10.20.1.192 | 10.20.1.193 – 10.20.1.206 | 10.20.1.207 | /28 |
Dengan cara ini, setiap departemen mendapatkan jumlah alamat yang sesuai, tanpa membuang ruang IP yang berharga.
Penggunaan IP jauh lebih efisien
Fleksibel untuk berbagai kebutuhan jaringan
Mendukung jaringan besar dan kompleks
Memungkinkan peringkasan rute (route summarization)
Didukung oleh protokol routing modern
Proses perencanaan lebih rumit
Harus didukung oleh router yang classless
Jika salah perhitungan, bisa menyebabkan overlap IP
Dokumentasi harus rapi agar mudah dikelola
VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah solusi cerdas dalam pengelolaan IP Address yang memungkinkan efisiensi maksimal dalam jaringan.
Dengan menggunakan VLSM, administrator jaringan dapat menyesuaikan ukuran subnet berdasarkan kebutuhan masing-masing bagian jaringan.
Metode ini menghemat alamat IP, membuat jaringan lebih efisien, dan mendukung protokol routing modern.
Meskipun perhitungannya lebih kompleks daripada FLSM, hasil akhirnya jauh lebih optimal, terutama untuk perusahaan atau organisasi besar dengan kebutuhan jaringan yang beragam.
| Elemen | Penjelasan |
|---|---|
| Nama Teknik | Variable Length Subnet Mask (VLSM) |
| Tujuan | Efisiensi dan fleksibilitas alokasi IP |
| Protokol Pendukung | OSPF, EIGRP, RIP v2, IS-IS, BGP |
| Metode | Subnet mask berbeda-beda tiap subnet |
| Contoh Mask | /26, /27, /28, dll |
| Keuntungan Utama | Menghemat alamat IP dan mempermudah desain jaringan |